Jumat, 16 Desember 2011

contoh dialog tekhnik BK Dialog



Dialog antara konselor (guru) dengan klien (murid) dengan tema masalah nilai dalam pelajaran Biologi

Suatu hari seorang Guru BK SMA yang sedang berada di Ruang Guru menerima seorang siswanya
Pelaku
Verbal/ Non Verbal
Tekhnik
Klien

Konselor










Klien                                                        








konselor



Klien








Konselor


Klien


Konselor




Klien




Konselor





Klien

Konselor








Klien




Konselor

Klien


Konselor

Klien 

konselor

klien



konselor




konselor




konselor
(tok-tok-tok) Assalamualaikum, selamat siang Pak,
(Agak sedikit terkejut) : Selamat siang.. (sambil memandangi siswa dihadapannya yang tampak lusuh, matanya merah, rambutnya agak awut-awutan, pandangannya cenderung membuang muka, pakaian tidak rapih )... ada apa mas, .. kok seperti ada sesuatu yang kamu fikirkan.
(Pandangannya semakin tertunduk, dengan tampak terpaksa ia mematuhi perintah Wali Kelas) Pak saya mau matur...

Hayo maturo,.. jangan malu-malu... gak usah keras-keras. Nanti kedenger yang lain
Ya Pak (sambil menarik wajahnya ke dalam, tangannya semacam ngapu rancang tapi memutar-mutar ibu jarinya. Sementara kedua kakinya saling digesek-gesekan)... Hasil ujian Biologi saya jelek Bu, padahal saya sudah belajar mati-matian.
(Dengan suara lembut)... Ooo.. itu to masalahmu...
(Seperti was-was. Wajahnya masih tertekuk),Ya Bu....
“Saya dapat merasakan bagaimana perasaan anda”
Menurut kamu apa sih yang sullit dalam pelajaran Biologi...
Eee... (Tampak ragu)..sebenarnya saya kurang menyukai pelajaran Biologi Pak...

Barang kali anda merasa banyak pikiran saja, Nanti juga kamu akan senang sendiri pada pelajaran biologi. Suka main PS gak...

Suka Pak…

Coba kamu kurangi main PS nya, trus cari buku-buku biologi yg banyak gambarnya, kamu amati gambar-gambarnya




Saya berusaha mempelajari biologi dengan mengikuti belajar kelompok yang selama ini belum pernah saya lakukan

Biasanya anda belajar kelompok dengan siapa?
Dengan teman yang lebih pintar pelajaran biologi…

Sekarang apa sudah ada perubahan?
belum pak…

“lalu”

Orang tua saya selau memarahi saya,gara –gara nilai biologi jelek terus.

“bisakah anda mencobakan di depan saya bagaimana sikap dan kata-kata orang tua saudara jika memarahi anda”

Rupa nya kamu terbebani sekali ya, gara-gara nilai biologi jelek orang tua kamu jadi ikut memarahi kamu

“saya dapat memahami apa yang kamu rasakan saat ini sebenernya banyak teman kamu juga pernah mengalami apa yang kamu alami. Kuatkan diri kamu,yakin kamu pasti bisa melaluinya”


Attending




















Attending











Attending





Empati Primer

Eksplorasi Pikiran








Refleksi Perasaan






Paraprashing












Bertanya tertutup



Bertanya tertutup



Dorongan minimal







Mengarahkan (directing)




Refleksi




Penguatan faktual


kepribadian dalam perspektif islam

KEPRIBADIAN DALAM PERSPEKTIF ISLAM
I. PENDAHULUAN
Kurang lebih tahun 600-700 M, kita akan bertemu dengan seorang tokoh sejarah yang sangat besar pengaruhnya, yakni Nabi Muhammad SAW. Mengapa kita Nabi Muhammad dikatakan sebagai tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah dan dikatakan sebagai tokoh nomor wahid dalam catatan Michael H. Hart itu? Rupanya orang sudah tidak asing lagi bahwa yang menjadi sebab dari kebesarannya itu adalah karena beliau memiliki kepribadian yang sangat mengagumkan. Dari sinilah memancar petunjuk-petunjuk dan teladan , pendidikan, dan adat tata susila.
II. RUMUSAN MASALAH
1. Manusia Sebagai Pribadi
2. Pikiran Membentuk Kepribadian
3. Pembentukan Kepribadian
4. Pola- Pola Kepribadian menurut Al Quran
5. Perbedaan Individu Menurut Al-Quran
III. PEMBAHASAN
1. Manusia Sebagai Pribadi
Manusia telah diciptakan Tuhan berbeda-beda dengan makhluk lainnya, ia mempunyai kepribadian tersendiri yaitu kepribadian sebagai makhluk yang paling mulia. Kalaulah kita melihat dari wujud jasmaninya, kmaka dapat kita simpulkan bahwa manusia itu sama semuanya, tetapi tidak demikian halnya dengan kepribadiannya, manusia yang satu dengan yang lainnya mempunyai sifat-sifat yang berbeda.
Disamping itu yang membedakan manusia dari binatang adalah perasaannya yang manusiawi. Jadi jelas dengan demikian bahwa manusia itu sebagai makhluk yang paling tinggi dan mulia, kalau rohaninya betulm-betul digunakkan untuk kemaslahatan diri dan masyarkatnya. Sebab rohani lah yang dapat berfungsi menjadi pembeda antara manusia dengan binatang. Oleh karena itujagalah fikiran dan perasaan kita dari hal- hal yang akan membuat cela pribadi ,dan kontrol lah selalu apa yang diperintahkannya terhadap tubuh kasar (jasmani) agar kita selalu terhindar dari perbuatan tercela. Perkuatlah kepribadian yang baik agar dapat dijadikan teladan karena kepribadian yang baik inilah yang dapat memancarkan pengaruh luar biasa kepada orang lain dan akan mampu menjadi soerang pemimpin di dunia ini.
Bukankah manusia dijadikan Tuhan sebagai Khalifah filard??[1] Namun kita juga menyadari bahwa secara umum manusia sama, mempunyai fikiran, dan perasaan, hanya nilai tinggi rendahnya pribadi tergantung dari sifat dan kepribadiannya. Sedangkan kepribadian manusia itu bermacam- macam ada yang digolongkan baik, kurang baik dan tidak baik (jahat) Adapun batas baik buruknya kepribadian itu sendiri relatif, tergantung dari pada lingkungan yang menilainya.
Secara umum kepribadian orang terbagi menjadi dua yaitu, yang bersikap terbuka (ekstraverts) dan yang bersikap tertutup (introverts). Dan perlu kiranya kita ketahui bahwa sifat serta karakter orang pada umumnya seperti : pemaaf, pemarah, pendendam, dan iri hati, pemalu, pengkritik, penyabar, perusak, mudah mengeluh dan bersedih. Dari semua itu yang menonjol dan menjadi sorotan masyrakat nah itulah pribadi atau sifat seseorang.[2]
2. Pikiran Membentuk Kepribadian
Orang tidak menyangkal bila dikatakan bahwa segala perbuatan itu timbul dari fikiran dengan alasan bahwa ternyata orang yang berbuat salah karena sebelumnya telah berfikir salah. Sedangkan orang yang bertindak benar karena sebelumnya telah berfikir benar, oleh karena itu berfkirlah untuk mrmiliki kepribadian baik agar kita berkribadian baik. Berfikirlah dan kembangkanlah fikiran anda agar tidak hanya bisa mengekor melainkan akan berani berpendapat dan berusahalah untuk dapat memancarkan pengaruh kepada orang lain. Berpengang teguh pada pendapat senidiri yang baik dan benar inilah yang akan membawa kita pada tingkat yang lebih tinggi.
Sesungguhny kepribadian itu terbentuk oleh pendirian dan perjuangan. Sehingga jelas sekali jika orang hanya mengemukakan fakta- fakta dan pendapat orang lain dan tidak pernah berani berpendapat, maka selain fikirannya kurang berkembang , juga nampak bahwa ia kurang memiliki rasa percaya diri dan berarti lemah kepribadiaannya.
Orang tersebut “ orang yang hanya mengekor pada orang banyak”, Plato berpendapat “ tidak akan manjadi orang besar”. Oleh karena itu janganlah Anda mau di genggam dunia , hingga Anda tenggelam dalam kesulitan, tapi letakkanlah dunia pada telapak tangan Anda , hingga kita dapat dengan mudah menggoncangkan- goncangkannya, demikian ujar Mahatma Gandi.[3]
Maka dari itu mulai sekarang berfikir secara aktif dan kreatif, sebab fikiran lah yang dapat membentuk kepribadian. Yang talah di sebutkan dalam hadist Allah “ berfikir sesaat , lebih baik daripada beribadah setahun”
3. Pembentukan Kepribadian
Mengenai pengalaman-pengalaman yang ikut membentuk kepribadian kita dapat membedakannya dalam dua golongan :
1. Pengalaman yang umum yaitu dialami tiap- tiap individu dalam kebudayaan tertentu. Pengalaman ini sangat erat hubungannya dengan fungsi dan peranan seseorang dalam masyarakat. Misalnya, sebagai laki-laki atau wanita seseorang mempunyai hak dan kewajiban terlihatyang bersangkutan tapi masih tetap terikat dengan norma- norma masyarakat. Kepribadian seseorang tidak sepenuhnya di kenali hanya berdasarkan pengetahuan tentang struktur kebudayaan dimana orang itu hidup hal ini disebabkan karena:
a. Pengaruh kebudayaan terhadap seseorang tidaklah sama karena medianya, (ortu, saudara, media massa) tidaklah sama pada setiap orang.
b. Tiap individu mempunyai pengalaman – pengalamanyang khusus, yang terjadi pada dirinya.
2. Pengalaman yang khusus, yaitu khusus dialami individu sendiri, pengalaman ini tergantung pada status dan peranorang yang bersangkutan dalam masyarakat.
Pengalaman –pengalaman yang umum maupun khusus diatas memberi pengaruh yang berbeda- beda pada tiap individu – individu itu pun merencanakan pengalaman – pengalaman tersebut secara berbeda – beda pula sampai akhirnya membentuk dirinya suatu struktur kepribadian yang tetap, proses integrasi pengalaman – pengalaman kedalam kepribadian yamg makin lama , makin dewasa, disebut proses pembentukan identitas diri .
4. Pola - Pola Kepribadian menurut Al Quran
Dalam Al Quran kita mendapatkan pengklasifikasikan manussia tasa dasar keyakinan dalam tiga pola yaitu : mukmin, kafir, munafik. Masing- masing dari ketiga pola ini mempunyai ciri- ciri pokok yang membedakan satu dan lainnya. Pengklasifikasikan ini juga menunjukkan bahwa faktor utama dalam penilaian suatu kepribadian , dalam pandangan Al-Quran , adalah akidah dan ketakwaan
Artinya : “Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kalian di sisi Allah adalah yang paling bertakwa di antara kalian”[4]
Al Quran mangungkapan ketoga pola itu dengan ciri – ciri khusus yang membuat ketiganya bisa dikenali serta berbeda sama lain. Berikut ini akan di beberkan ciri-ciri paling penting yang membedakan ketiga pola manusia itu sebagaimana diungkapkan dalam Al Quran.
1. Mukmin
Allah SWT. Menyebutkan orang orang mukmin pada banyak ayat dalam sejumlah surat Al Quran serta menerangkan perilaku mereka berkaitan dengan berbagai bidang kehidupan mereka: akidah, ibadah, akhlak, hubungan dengan sesama manusia, hubungan dengan keluarga, dan lain lain. Jika ciri-ciri mukmin yang dikemukakan Al-Quran diklasifikasikan , ada sembilan bidang pokok, yaitu berikut ini:
1. Ciri- ciri yang berkaitan dengan akidah
2. Ciri-ciri yang berkaitan dengan peribadahan
3. Ciri-ciri yang berkaitan dengan hubungan sosial
4. Ciri-ciri yang berkaitan dengan hubungan keluarga
5. Ciri-ciri akhlak
6. Ciri-ciri emosi dan perasaan
7. Ciri-ciri yang berkaitan dengan pemikiran
8. Ciri-ciri yang berkaitan dengan kehidupan praktis dan profesi
9. Ciri-ciri fisik
2. Kafir
Al-Quran mengemukakan orang kafir dalam banyak ayat serta menerangkan ciri-ciri utamanya. Ciri-ciri oeang kafir yang dikemukakan Al-Quran itu dapat dirangkum seperti berikut ini:
1. Ciri- ciri yang berkaitan dengan akidah: tidak beriman pada tauhid,rasul-rasulNya ,serta kebangkitan dan hisab.
2. Ciri-ciri yang berkaitan dengan peribadahan: beribadah kepada selain Allah, yakni sesuatu yang tidak mendatngkan manfaat dan mudrat kepada mereka.
3. Ciri-ciri yang berkaitan dengan hubungan sosial: zallim,tak bersahbat terhadap orang mukmin, mencemooh orang mukmin.[5]
4. Ciri-ciri yang berkaitan dengan hubungan keluarga: senang memutuskan silahturahmi.
5. Ciri-ciri akhlak: suka melanggar janji, durhaka, menipi,dan takabur.
6. Ciri-ciri emosi dan perasaan: tidak senang kepada orang mukmin, dengki.
7. Ciri-ciri yang berkaitan dengan pemikiran: berpikir jumud, lemah dalam pemahaman dan pemikiran, menipu diri sendiri.
3. Munafik
Munafik adalah golongan orang yang berkepribadian sangat lemah dan bimbang. Mereka tidak dapat membuat suatu sikap yang jelas dengan keimanan. Al-Quran telah menyebutkan ciri-ciri khas meraka dan mengancam mereka dengan azab yang teramat berat.
Artinya: “Sesungguhnya orang-orang munafik itu (ditempatkan) pada tingkatan yang paling bawah dari neraka. Dan kamu sekali-kali tidak akan mendapat seorang penolongpun bagi mereka.”
Ciri- ciri munafik yang dikemukakan Al-Quran adalah berikut ini.
1. Ciri- ciri yang berkaitan dengan akidah : tak mempunyai sikap yang jelas berkenaan dengan keyakinan tauhid.
2. Ciri-ciri yang berkaitan dengan peribadahan: menjalankan peribadahan karena ria dan tanpa pendirian.
3. Ciri-ciri yang berkaitan dengan hubungan sosial: selalu menyuruh pada kemunkaran dan melarang perbuatan baik.
4. Ciri-ciri akhlak: kurang percaya diri. Suka ongkar janji, ria, pengecut, pendusta, dan lain- lain.[6]
5. Ciri-ciri emosi dan perasaan : penakut, sehingga mereka merasa takut, baik kepada kaum mukminin maupun kepada orang musyrik.
6. Ciri-ciri yang berkaitan dengan pemikiran : ragu-ragu, bimbang, dan tak mampu membuat keputusan;tidak mampu berpikir jernih
5. Perbedaan Individu Menurut Al-Quran
Ada banyak perbedaan dalam manusia dalam hal kesiapan serta kemampuan fisik, psikis, dan akal mereka. Perbedaan ini kembali juga pada interaksi tiap-tiap faktor hereditas dan lingkungan (milieu). Pada banyak kesempatan, Al-Quran telah mengungkapkan perbedaan diantara manusia
Artinya:
Dan dialah yang menjadikan kalian penguasa-penguasa di bumi dan dia meninggikan sebagian kalian atas sebagian (yang lain) beberapa derajat, untuk menguji kalian tentang apa yang diberikan-nya kepada kalian ...
Artinya:
apakah mereka yang membagi-bagikan rahmat rabb-mu? Kami-lah yang membagi-bagikan diantara mereka penghidupan mereka dalam kehidupan dunia, dan kami telah meninggikan sebagian mereka atas sebagian lainya beberapa derajat agar sebagian mereka dapat memperkejakan sebagian lainya ....”
Ayat-ayat tersebut merupakan isyarat yang jelas atas adanya perbedaan individual diantara manusia dan mengandung isyarat bahwa perbedaan-perbedaan itu ditimbulkan oleh faktor hereditas dan lingkungan masing-masing. Jadi, firman Allah SWT., “dan dia meninggikan sebagian kalian atas sebagian (yang lain) beberapa derajat.” (Q.S Al-an’am [6] : 165) mencakup segala jenis perbedaan diantara menusia, yang bersifat hereditas maupun perolehan, juga baik yang bersifat fisis, psikologis maupun kecerdasan atau dalam hal kelayaan, properti maupun pengaruh.
Firman Allah SWT.:
Artinya:
...agar se4bagian mereka dapat memperkejakan sebagian lainya.”
(Q.S Az-Zhukruf [43]: 32)
Mengisyaratkan adanya pebedaan manusia dalam hal kekayaan, pengetahuan dan profesi. Yang miskin bekerja untuk yang kaya dengan mendapat upah dan orang-orang yang memiliki profesi dan keahlian untuk bekerja untuk orang lain dengan bayaran pula. Dengan demikian, sempurnalah kerjasama dan ditribusi kerja diantara anggota masyarakat.[7] Hal ini memjamin terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan mereka serta tersedianya semua layanan yang diperlukan dalam kehidupan mereka.
Firman Allah SWT.
Artinya:
“....diantara ayat-ayatnya adalah penciptaan langit dan bumi dan keragaman bahasa kalian serta warna (kulit) kalian.”
(Q.S Ar-Rum [30] : 22 )
Mengisyaratkan pengaruh faktor hereditas dan lingkunga terhadap perbedaan-perbedaan individual. Perbedaan warna kulit ditimbulkan oleh faktor-faktor hereditas sedangkan perbedaan bahasa dan dialek ditimbulkan oleh faktor lingkungan, sosial, dan budaya.
Perbedaan-perbedaan manusia juga dapat berkenaan dengan ilmu yang hikmah. Hal itu juga meliputi adanya perbedaan diantara manusia dalam hal kapasitas akal dan kecerdasan. Hal ini dapat dipahami dari kandungan ayat-ayat yang telah kita tersebut, sebagaimana juga dapat dipahami dengan jelas dari firman Allah SWT.
Berikut:
Artinya: “kami mengangkat martabat siapapun yang kami kehendaki. Dan diatas tiap-tiap orang yang berpengetahuan itu adalagi yang maha mengetahui”.
Perbedaan manusia dalam hal kesiapan dan kemampuan mereka, juga dalam hal sosio-kultural dan pengalaman-pengalan pribadinya, menyebabkan banyak pula perbedaan dalam prilaku mereka.
Artinya: “katakanlah, ‘masing-masing beramal menurut keadaanya ...”
Perbedaan manusia, baik dalam hal kesiapan maupun kemampuan fisik dan akal, secara alamiah menyebabkan perbedaan kemampuan manusia dalam[8] bekerja, berusaha, perolehan ilmu, serta penjajagan kebenaran dan keadilan. Sebagai konsekuensinya, kewajiban dan tanggung jawab mereka pun berbeda.
Artinya:
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupanya. Ia mendapat pahala atas apa yang diusahakanya, dan ia pun mendapat hukuman atas apa yang dikerjakanya ...
Para psikolog modern juga menggunakan tingkat perbedaan individual dengan tujun memperbaiki proses bimbingan dan pemilihan dan profesi agar setiap individu dapat ditempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan kesiapan dan kemampuanya.
Dalam hadist Nabi terdapat isyarat mengenai pengaruh faktor hereditas, “hendaklah kalian menikahi keturunan yang saleh, sebab pangkal itu menyisip.” Dalam sabda beliau yang lainya, “berpili-pilihlah untuk sperma kalian sebab wanita akan melahirkan yang mirip dengan bibi dan saudara perempuanya.”[9]
IV. KESIMPULAN
Manusia Sebagai Pribadi Secara umum kepribadian orang terbagi menjadi dua yaitu, yang bersikap terbuka (ekstraverts) dan yang bersikap tertutup (introverts).
Pikiran membentuk kepribadian Sesungguhny kepribadian itu terbentuk oleh pendirian dan perjuangan. Sehingga jelas sekali jika orang hanya mengemukakan fakta- fakta dan pendapat orang lain dan tidak pernah berani berpendapat, maka selain fikirannya kurang berkembang , juga nampak bahwa ia kurang memiliki rasa percaya diri dan berarti lemah kepribadiaannya.
Pembentukan kepribadian mengenai pengalaman-pengalaman yang ikut membentuk kepribadian kita dapat membedakannya dalam dua golongan yaitu penglaman yang umum dan pengalaman khusus.
Pola - Pola kepribadian menurut Al Quran ciri-ciri paling penting yang membedakan ketiga pola manusia itu sebagaimana diungkapkan dalam Al Quran, yaitu Mukmin, kafir, dan munafik.
Perbedaan individu menurut Al-Quran ada banyak perbedaan dalam manusia dalam hal kesiapan serta kemampuan fisik, psikis, dan akal mereka. Perbedaan ini kembali juga pada interaksi tiap-tiap faktor hereditas dan lingkungan (milieu).
V. Penutup
Demikian makalah ini di buat , saya yakin makalah kami masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu kritik dan saran sangat kami harapkan . Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, amin.
DAFTAR PUSTAKA
L.T. Takhrudin. 1992. PSIKOLOGI PENGANTAR UMUM, Bandung: Pustaka progresif
Muhammad. Najati utsman. 1992. Psikologi dalam Al-Quran, kairo ,Mesir: Dar Asy- syuruq